Jumat, 30 Maret 2012

Tes Kelompok



Tes populasi khusus adalah tes mengukur populasi dengan kebutuhan yang sama, seperti anak-anak, orang tua terdapat kelompok-kelompok didalamnya. Tes-tes kelompok digunakan terutama dalam sistem pendidikan, pegawai negeri, industri, dan dinas militer.
Perbedaan khusus dalam rancangan tes ini adalah tes kelompok khusus menggunakan butir soal multipilihan. Dalam tes-tes kelompok, soal-soal dengan isi (content) yang sama diatur sesuai dengan tingkatan kesulitan dalam tes terpisah berdasarkan waktu (timed).
Keuntungan dari pengetesan kelompok adalah Tes-tes ini dirancang terutama sebagai alat pengetesan missal, tes kelompok digunakan secara simultan bagi sebanyak mungkin orang yang benar-benar bisa disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan jangkauan suara mikrofon.

Adapun kerugian dari pengetesan kelompok, dalam pengetesan kelompok penguji memiliki peluang yang jauh lebih kecil untuk berhubungan, bekerja sama, dan mempertahankan minat peserta tes. Kondisi sementara peserta tes, seperti sakit, lelah, risau, cemas, yang bisa mempengaruhi kinerja tes kurang terdeteksi dalam pengetesan kelompok. Tes-tes kelompok memberikan sedikit atau sama sekali tidak, hanya memberikan peluang untuk observasi langsung atas perilaku peserta tes atau untuk mengidentifikasi sebab munculnya kinerja yang khas.

Kemarin kita telah membahas tentang apa saja cabang ilmu psikologi, disini mari kita bahas lagi bagaimana psikologi dalam Psikologi Klinis, Psikologi Pendidikan, dan Psikologi Sosial.

Saat berbicara tentang Psikologi Klinis selalu berhubungan dengan abnormal, yaitu individu-individu yang mengalami gangguan karena keterlambatan perkembangan atau gejala-gejala lain yang muncul sehingga berdampak pada perilakunya. Sebelum melakukan pengetesan psikolog harus mengetahui bagaimana individu tersebut, mulai dari bagaimana intelektual, emosional, motorik, serta sosialnya. Melalui banyak sumber data psikolog bisa mendapatkan fakta-fakta yang relevan dari klien tentang riwayat hidupnya yang tidak bisa diakses secara langsung dengan cara lain. Data riwayat hidup tersebut memberikan pemahaman tentang individu tersebut dan memungkinkan prediksi atas perilaku selanjutnya. Informasi yang berasal dari observasi, wawancara, dan riwayat kasus dipadukan dengan skor-skor tes untuk memberikan gambaran atas individu. Dengan begitu, psikolog memiliki sikap berjaga-jaga agar tidak salah dalam menyimpulkan atas skor-skor tes.

Apabila membahas Psikologi Pendidikan lebih pada teori. Psikolog Pendidikan harus menguasai ilmu pendidikan yang mencakup kurikulum apa yang tepat digunakan dalam pembelajaran, bagaimana sisiwanya dapat menyelesaikan tugas dan memiliki prestasi dalam belajarnya, bagaimana guru, dosen / fasilitator yang tepat (metode belajar), keadaan tempat belajar dan fasilitas yang menunjang untuk proses belajar. Dari komponen-komponen yang ada dalam pendidikan, psikolog harus juga paham tentang peran psikologi dalam pendidikan. Psikologi Pendidikan sendiri melihat bagaimana tahap perkembangan manusia, saat individu-individu itu menyelesaikan tugas dan prestasi merupakan pencapaian individu sebagai hasil dari tugas-tugas yang berhasil mereka kuasai / capai.

Berbeda lagi dengan Psikologi Sosial, Psikologi sosial muncul berawal karena ada fenomena di lingkungan masyarakat. Dari gejala-gejala sosial yang muncul tersebut kemudian dijadikan bahan peneliti untuk riset-riset. Dilihat bagaimana masyarakat menanggapi fenomena-fenomena yang terjadi disekitarnya, kemudian dari hasil riset peneliti melakukan intervensi (manipulasi) dan dilihat lagi bagaimana reaksi setelah ada manipulasi. Hasil penelitian itu yang nantinya akan menjadi suatu teori psikologi sosial. Dari teori-teori tersebut sangat mungkin akan mengalami perubahan-perubahan dalam setiap hasil penelitian. Karena dari masyarakat yang beragam dengan budaya-budaya dan perilaku yang dibawanya dalam masyarakat. Metode yang dilakukan dalam Psikologi Sosial sama dengan psikologi-psikologi dalam bidang lain, yaitu dengan melakukan observasi lapangan, kemudian wawancara untuk menganalisis faktor untuk melihat perilaku mana yang sering dilakukan, lalu melakukan penelitian lebih intens.

Kamis, 22 Maret 2012

Psikodiagnostik


Psikodiagnostik
Pada awalnya psikodiagnostik digunakan hanya untuk mengukur orang-orang abnormal. Tapi dalam perkembangannya psikodiagnostik digunakan untuk mengukur orang normal, misalnya untuk tes IQ, rekrutmen karyawan, dll. Pada dasarnya psikologi berbicara tentang manusia, manusia bisa berada pada area normal, abnormal negatif, dan abnormal positif. Sebelum kita akan mengukur atau membuat alat tes, kita harus tahu pendekatan apa saja yang harus kita lakukan, tes-tes apa yang sesuai untuk mengukur perilaku individu tersebut. Dalam pembuatan alat ukur disebut psikometri. Alat ukur ada 2 macam, alat ukur infantory dan alat ukur sikap.
Dalam pengukuran alat tes yang dilihat adalah mengenai kognitif, afektif, psikomotor, dan sosial. Sebelum kita membuat alat ukur, kita harus paham tentang perkembangan yang terjadi pada manusia. Dalam perkembangan manusia kita harus tahu karakteristik dari tiap-tiap tahapan perkembangan. Karena alat tes itu harus memiliki kesesuaian dalam tingkat-tingkat perkembangan dan kesesuaian norma. Kita harus tahu siapa yang kita tes, apa permasalahan-permasalahannya. Jadi kita bisa membedakan alat tes apa yang akan kita gunakan untuk mengukur. Kegunaan mengukur itu sendiri agar kita bisa membandingkan individu dengan individu lain, membandingkan diri sendiri dengan orang lain, dan kita bisa melakukan interfensi dari permasalahan-permasalahan psikologis, dan apa yang bisa kita tindak lanjuti. Pengukuran itu bisa dilakukan dengan masal melalui pendekatan penelitian kuntitatif, dilakukan secara khusus / unik melalui pendekatan penelitian kualitatif dan unsur-unsur lain yang ada dalam metode penelitian.
Psikologi terdiri dari beberapa cabang, yaitu :
1.      Psikologi Klinis dibagi menjadi dua (Klinis Dewasa dan Klinis Anak)
2.      Psikologi Pendidikan
3.      Psikologi Sosial
4.      Psikologi Organisasi

Alat tes untuk pengukuran dalam Psikologi Industri dan Organisasi ada 3 macam, yaitu:
1.      Intelegensi
2.      Inventori adalah yang terutama menggunakan kertas dan pensil. Tes inventori merupakan self report Questionnaire, untuk menentukan karakteristik kepribadian, minat (interested), sikap (atittude), dan nilai-nilai (value). Tes  inventori sangat berguna untuk mengetahui karakteristik kepribadian seperti minat, penyesuaian diri, motivasi, dan prasangka.
A.    Tes inventori kepribadian:
1.      MMPI (Minnesota Personality Inventory)
2.      CPI (California Psychologycal Inventory)
3.      PIC (Personality Inventory for Children)
4.      MCMI (Million Clinical Multiaxial Inventory)
5.      16PF (sixteen Personality Factor Questionnaire)
6.      EPPS (Edward Personal Preference Schedule)
7.      PRF (Personality Research Form)
8.      Jackson Personality Inventory
B.     Tes inventori minat
1.      SCII (Strong-Campbell Interest Inventory)
2.      JVIS (Jaackson Vocationalinterest Survey)
3.      KPR-V (Kuder Preference Record-Vocational)
4.      CAI (career Assessment Inventory)
5.      RMIB (The Rothewell-Miller Interest Blank)
C.     Tes inventori nilai
1.      Study Of Value
2.      WVI (Work Value Inventory)
3.      Grafis
Tehnik proyeksi yang dipakai tes grafis ini seringkali disebut sebagai tehnik ekspresif.
- Gambar Orang (Graw a Person Test)
- Gambar Pohon (Draw a tree Test)
- Tes Wartegg
Dalam seleksi dan rekrutmen karyawan yang dicari adalah KSAO
K = Knowledge
S = Skill
A = Atittude
O = Other (personality)

*Yang diukur adalah
Knowledge     : Kemampuan dasar, matematika dasar, dll.
Skill                 : Kemampuan khusus yang dimiliki.
Attitude          : Sistematika kerja, kecepatan kerja, ketekunan kerja, ketelitian kerja, daya tahan, dan keinginan berprestasi.
Personality      : Introvert dan exstrovert.

Teori kepribadian
Secara etimologis istilah kepribadian (personality) berasal dari kata “persona” yang berarti topeng. Karena manusia itu di dalam kehidupannya sehari-hari tidak selalu membawakan dirinya sebagaimana adanya, melainkan selalu menutup muka (berpura-pura), maksudnya adalah untuk menutupi kelemahannya, agar dapat diterima oleh masyarakat.
Jenis-jenis kepribadian
            Sekalipun kepribadian itu unik, namun masih ada beberapa psikolog yang mencoba membuat klarifikasi mengenai jenis-jenis kepribadian, antara lain seperti terlihat dari pandangan dari beberapa psikolog, yaitu:
v  Kretschmer, membuat klarifikasi yang didasarkan pada cirri-ciri fisik dan berorientasi pada penyakit kejiwaan.
1.   Jenis Asthenis       : bertubuh kurus, jangkung, mempunyai tempramen yang mirip dengan penderita skizofrenia.
2.   Jenis Athletis         :bertubuh tegak seperti olahragawan, mempunyai tempramen yang mirip dengan penderita epilepsi.
3.   Jenis Piknis            : gemuk, pendek, bertempramen mirip dengan penderita manisdepresip.
4.   Jenis Dispiasis       : yang tidak termasuk ketiga jenis lainnya.
v  Hippocrates, berpendapat bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh proses-proses faal dalam tubuh terutama oleh bekerjanya cairan-cairan dalam tubuh. Berdasarkan pandangannya pada teori Empedocles. Ia mengatakan manusia dapat digolongkan dalam 4 golongan berdasarkan tempramennya :
1.   Sanguine               : orang yang mempunyai kelebihan (terlalu banyak atau ekses) darah dan mempunyai tempramen penggembira.
2.   Melankolik            : terlalu banyak sumsum hitam, bertempramen pemurung.
3.   Kholerik             :terlalu banyak sumsum kuning dalam tubuhnya, bertempramen bersemangat, gesit.
4.   Phlegmatic             : terlalu banyak lendir dalam tubuhnya dan bertempramen lamban.
v  Carl G. Jung, mengatakan bahwa kepribadian memiliki beberapa jenis, yaitu:
1.   Introvertà cenderung menarik diri, menyendiri, pemalu, dan lebih suka bekerja di laboraturium atau perpestakaan daripada bekerja ditengah-tengah orang banyak.
2.   Exstrovertà banyak berhubungan dengan dunia luar, menggabungkan diri diantara orang banyak sehingga individualisnya berkurang
3.   Ambivertà orang-orang yang tidak termasuk introvert atau exstrovert. Ciri kepribadian merupakan campuran dari kedua jenis introvert atau exstrovert.

Intelegensi
Pengukuran intelegensi dilakukan dengan alat psikodiagnostik atau lebih dikenal dengan nama psikotes. Bapak intelegensi adalah David Spearman. tokoh-tokoh lain dalam intelegensi, yaitu S. A. Binet, Thorndike, Wechsler, Cattel, dan Kreaplin.

Kamis, 15 Maret 2012

PSIKODIAGNOSTIK

Apa psikologi itu?????

Sebelum kita membahas tentang psikologi yang sebenarnya, kita perlu mengetahui bagaimana psikologi sekarang ini tersebar di masyarakat, mereka berpandangan salah tentang psikologi. Karena banyak ulasan tentang masalah psikologi tetapi tidak ilmiah dan tidak tepat, serta praktek perdukunan yang dilakukan oleh kalangan yang “sok” psikologis yang menggunakan istilah psikologi. Pemahaman awam, informasi dari media, dan pengalaman pribadi bukanlah satu-satunya sumber kesalahpahaman akan perilaku manusia. Psikologi memiliki banyak pesaing yang tidak ilmiah, seperti “ilmu-ilmu” palmistri, grafologi, ramalan nasib, numerologi, dan yang paling populer, astrologi (Wade & Tavris, 2007). Para psikolog berusaha menjelaskan berbagai persoalan manusia dan meramalkan perilaku manusia. Sebelum kita memperoleh gambaran yang lebih jelas bagaimana psikologi itu kita harus tahu apa psikologi itu??

Psikologi berasal dari dua kata Yunani, yaitu psyche artinya “jiwa” dan logos artinya “ilmu atau ilmu pengetahuan”. Menurut istilah psikologi berarti ilmu tentang jiwa (Azhari, 2004). Pada dasarnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku. Objek yang difokoskan dalam psikologi adalah manusia. Perilaku muncul dari aspek nature vs nurture dari dalam diri manusia, nature berasal dari genetik, bawaan sejak lahir, sedangkan nurture adalah hasil interaksi manusia dengan lingkungannya. Interaksi antara nature dan nurture yang membentuk perilaku manusia, menghasilkan sebuah pembelajaran. Sebagian besar perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Untuk melihat pengaruh nurture terhadap perilaku, ada tahapan yang pertama kali muncul adalah sikap. Komponen dari sikap adalah kognitif, afeksi dan perilaku. Ilmu psikologi dapat mengukur motif dari perilaku individu. Dalam psikologi dari perilaku individu yang dapat diukur adalah knowledge dan skill, sikap kerja (attitude), dan personality. Knowledge dan skill dapat dilihat melalui IQ (yang dilihat adalah kapasitas individu tersebut).

Setelah mengetahui apakah psikologi itu dan apa yang bukan psikologi. Kita juga perlu mengetahui sejarah psikologi. Pada tahun 1879, laboraturium psikologi yang pertama secara resmi didirikan di Leipzig, Jerman, oleh Wilhelm Wundt. Wundt (1832-1920), yang memperoleh pelatihan di bidang kedokteran dan filsafat, menulis banyak hal di bidang psikologi, kedokteran, sejarah ilmu pengetahuan alam, etika dan logika. Salah satu metode penelitian Wundt yang banyak disukai adalah melatih para sukarelawan agar secara cermat mengobservasi, menganalisis, dan mendeskripsikan sensasi, bayangan mental, dan reaksi emosinya sendiri (Wade & Tavris, 2007). Sebagai pertanda berdiri sendirinya psikologi sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya (filsafat dan faal). Wundt mengkaji tentang perilaku melalui performa setiap individu.

Metode-metode yang digunakan dalam pengukuran psikologi adalah observasi dan wawancara. Studi observasi suatu studi ketika peneliti secara hati-hati dan sistematis melakukan pengamatan dan merekam perilaku tanpa turut mencampuri perilaku yang muncul, dapat dilakukan dalam observasi naturalistik atau observasi laboraturium (Wade & Tavris, 2007). Wawancara metode tanya jawab secara langsung antara pewawancara dan yang diwawancara untuk mengetahui lebih terperinci pertanyaan-pertanyaan yang hendak ditanyakan. Metode-metode ini akan mendapatkan hasil yang optimal jika kita sebagai psikolog juga harus Update tentang keadaan lingkungan dan gejala-gejala yang terjadi di masyarakat. Dalam mengukur psikologis seseorang dapat dilakukan dengan tes-tes psikologi. Tes psikologi pada dasarnya adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sampel perilaku tertentu (Anastasi & Urbina, 2007). Dalam pengukuran psikologi harus valid dan realiabel. Valid artinya tes tersebut harus dapat mengukur apa yang hendak diukur. Reliable yakni tes tersebut harus memberikan hasil yang sama meskipun diselenggarakan dalam waktu dan tempat yang berbeda.

Pengukuran melalui tes psikologi termasuk dalam psikodiagnostik yang merupakan bagian dari ilmu psikologi. Psikodiagnostik mempunyai kedudukan yang penting dalam ilmu psikologi. Psikodiagnostik merupakan metode untuk membuat diagnosis psikologis dengan tepat menggunakan standar-standar yang telah ditentukan. Psikodiagnostik memiliki beberapa definisi, yaitu adalah keseluruhan cara, metode, dan teknik untuk menentukan cirri atau struktur psikis individu atau kelompok individu (Stern dalam Marnat 1999). Definisi lain dari psikodiagnostik adalah  suatu tekinik khusus dalam metode psikologi untuk mengungkapkan sifat dan luasnya kerusakan psikis (Kisker, 1972). Psikodiagnostik merupaka kegiatan deskripsi yang bertujuan untuk meletakan dasar bagi peramalan tingkah laku pasien dalam berbagai situasi (levy,1963).